berikut ini merupakan keuntungan penggunaan kultur jaringan kecuali
berikutmerupakan kelebihan perkembangbiakan tumbuhan melalui kultur jaringan, kecuali? dapat untuk produksi masal; sifat anak sama dengan induknya; akar dari hasil kultur jaringan sangat kuat; waktunya lebih singkat; Kunci jawabannya adalah: C. akar dari hasil kultur jaringan sangat kuat.
E Jaringan endodermis. 55. Berikut ini merupakan keuntungan penggunaan kultur jaringan, kecuali. A. Waktu yang dibutuhkan relatif singkat B. Tidak membutuhkan ruang yang luas C. Bebas menentukan bagian tumbuhan yang akan dikultur D. Dihasilkan bibit unggul yang beragam E. Dihasilkan banyak tanaman baru dari satu jenis tanaman. 56.
5Berikut merupakan faktor utama meningkatnya meningkatnya pelanggaran kode etik profesi IT adalah, kecuali.. penggunaan internet b.jaringan luas komputer tanpa disadari pemiliknya, disewakan kepada spammer c.terminal-terminal jaringan telah terinfeksi virus computer d.diciptakannya suatu cyber law e.kemudahan mendapatkan
berikutini merupakan keuntungan penggunaan kultur jaringan, kecuali answer choices kecuali . answer choices . tempat fotosintesis. sel-sel penyusun jaringan berikut yang beruah bentuk dan menghasilkan lateks ( karet ) adalah answer choices
Iniadalah kemampuan luar biasa, karena berdasarkan data farmakologi, suatu senyawa layak digunakan sebagai antitumor bila memiliki harga LC50 dibawah 10 mikrogram per mililiter. Hasil penelitian ini merupakan berita gembira bagi penggemar gudeg jogya. Studi molekuler lebih lanjut mengenai kerja artoindonesianin juga sedang dilakukan.
Sie Sucht Ihn Für Email Kontakt. Sebutkan 4 empat keuntungan dari teknik kultur jaringan!Jawab Empat keuntungan teknik kultur jaringan 1. Lebih cepat dalam memperbanyak tanaman cepat2. Bibit tanaman baru lebih bermutu3. Mudah dan tidak membutuhkan banyak biasa4. Tanaman baru terbebas dari hama dan penyakitPenjelasan Kultur jaringan Tissue Culture adalah salah satu teknologi reproduksi tumbuhan yang dilakukan secara vegetatif aseksual.Jika diperhatikan dari asal katanya, kultur artinya adalah budidaya dan jaringan adalah sekumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi demikian, kultur jaringan artinya budidaya suatu jaringan tanaman menjadi tanaman yang memiliki sifat sama seperti kultur jaringan merupakan teknik memperbanyak tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman misalnya daun dan mata tunas kemudian menumbuhkan bagian tanaman tersebut pada media buatan secara tanam harus kaya dengan nutrisi dan dimasukkan ke dalam wadah tembus cahaya, sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri menjadi tanaman yang utama dari teknik kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan menggunakan bagian tertentu tanaman dan ditanam pada media buatan secara Kultur JaringanGagasan tentang kultur jaringan sudah muncul sejak tahun 1838, pada saat Schleiden dan Schwann mengungkapkan teori totipotensi,Teori ini menjelaskan tentang sel-sel yang bersifat otonom dan dapat beregenerasi menjadi tanaman teknik kultur jaringan terhadap tanaman pertama kali dilakukan oleh White pada tahun 1934. White berhasil membuat kultur jaringan tanaman pada tahun 1939, White, Nobecourt, dan Gautheret berhasil menumbuhkan kalus tembakau dan wortel secara in kultur jaringan semakin berkembang pesat setelah Perang Dunia II, sehingga dihasilkan banyak penelitian penting dalam dunia pertanian dan pada tahun 1960, Morel berhasil memperbanyak tanaman anggrek Cymbidium secara in vitro. Kemudian pada tahun 1962, Skoog dan Murashige menyempurnakan penemuan Morel dengan memformulasikan medium menggunakan garam mineral tersebut semakin mempercepat teknik kultur jaringan pada berbagai jenis tanaman Dasar Kultur JaringanPada dasarnya, kultur jaringan adalah sebuah metode isolasi bagian tumbuhan, seperti protoplasma, sekelompok sel, jaringan, atau organ dengan cara menumbuhkannya secara aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak kultur jaringan dilandasi oleh teori Totipotensi yang dikemukakan Schawann dan Scheleiden 1838 yang menyatakan bahwa setiap sel tanaman dilengkapi dengan informasi genetik dan perangkat fisiologis lengkap untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru yang utuh, jika kondisi Totipotensi menjelaskan bahwa setiap bagian-bagian tanaman dapat untuk dikembangbiakkan, karena seluruh bagian-bagian tanaman tersebut terdiri dari jaringan-jaringan demikian, organisme baru yang berhasil untuk ditumbuhkan dapat mempunyai sifat yang sama dengan induknya..Manfaat Kultur JaringanBerikut ini adalah beberapa manfaat dari perbanyakan tanaman dengan teknik kultur Merupakan cara cepat memperbanyak tanaman dibandingkan cara konvensional2. Bibit tanaman baru lebih bermutu3. Sifat tanaman baru yang diturunkan dari induk tidak hilang4. Cara perkembangbiakan mudah dan tidak membutuhkan banyak biaya5. Tanaman baru terbebas dari hama dan penyakit6. Bibit tanaman lebih cepat tumbuh daripada ditanam di tanah7. Menjadi sarana untuk melestarikan plasma nutfah8. Tidak tergantung musim pada saat banyak manfaat yang diperoleh dari budidaya tanaman dengan kultur jaringan, ternyata ada kelemahan dari cara tersebut, yaitu sebagai Tidak dapat mengubah sifat tanaman yang dihasilkan dari tanaman induk, karena sifat tanaman baru sama persis dengan Tidak dapat menghasilkan individu baru jika dilakukan teknik kultur hewan, kecuali dengan kultur embrio.
Kultur jaringan mikropropagasi merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif berdasarkan sifat totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan setiap sel tumbuhan untuk tumbuh menjadi individu baru yang sempurna. Kultur jaringan dilakukan dengan cara mengisolasi bagian dari tumbuhan seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan pada medium kaya nutrisi dengan kondisi aseptik sehingga bagian tumbuhan tersebut tumbuh menjadi tanaman lengkap. Kelebihan teknik kultur jaringan Menghasilkan tanaman yang serupa dengan induknya dengan kualitas yang unggul Mendapatkan bibit tanaman dengan waktu yang relatif lebih singkat tetapi jumlahnya banyak Pengadaan bibitnya tidak tergantung musim Dapat dilakukan di lahan yang tidak begitu luas Kelemahan teknik kultur jaringan Biaya yang dikeluarkan lebih mahal Butuh keahlian khusus untuk melakukan teknik tersebut Akar tumbuhan cenderung lemah Tidak menghasilkan varietas baru
kultur jaringan adalah teknik memperbanyak tanaman dengan cara mengisolasi bagian-bagian tanaman seperti daun, batang, akar, yang kemudian ditumbuhkan pada media buatan yang kaya akan nutrisi dan zat pengatur tumbuhan atau disebut hormon, yang secara aseptik atau steril, dalam wadah tertutup yang tembus cahaya misalnya botol kaca, pada suhu tertentu sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman tahun 1969 mengadakan sebuah eksperimen untuk mebuktikan apakah ada cara untuk memperbanyak bibit tanaman dengan waktu relatif cepat dan dapat menghasilkan banyak bibit dengan cara mengambil satu sel empulur wortel, kemudian menumbuhkannya ternyata hasil dari percobaannya itu berhasil menjadi individu jaringan dapat dilakukan karena setiap sel mempunyai sifat Totipotensi. Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G. Heberland pada tahun 1898, namun sekarang teknik kultur jaringan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan sehari hari seperti kegiatan farmasi dan juga agrobisnis. Agro bisnis yaitu bisnis yang bergerak dalam bidang pertanian dan perkebunan. Dalam bidang agrobisnis, teknik kultur jaringan menggunakan harga yang relatif lebih murah dan juga dapat menghasilkan banyak bibit dalam waktu yang relatif singkat, lalu tidak memerlukan terlalu banyak lahan atau tempat yang luas untuk melakukan teknik kultur jaringan. Lalu mengapa kita harus melakukan teknik kultur jaringan dalam menghasilkan individu yang baru? Karena tentu saja kita menginginkan bibit tanaman yang berkualitas dan juga menghasilkan banyak bibit yang sehat dan terbebas dari penyakit atau bakteri .Keuntungan dari kultur jaringan adalah bibit yang dihasilkan dari kegiatan kultur jaringan bebas penyakit, bibit yang dihasilkan juga mempunyai sifat yang sama persis dengan induknya yaitu meliputi sifat fisiologi dan morfologi, dan proses produksinya memiliki waktu yang relatif lebih cepat daripada menggunakan cara selain kultur jaringan, bibit yang dihasilkan dengan kultur jaringan sama atau seragam antara satu tumbuhan dengan tumbuhan lainnya, pengadaan bibit dengan kultur jaringan juga tidak tergantung musim, biaya untuk melakukan pengangkutan bibit juga lebih murah dibandingkan teknik lainnya, serta jumlah yang dihasilkan dengan teknik kultur jaringan lebih banyak karena dalam satu tahun satu tunas tumbuhan dapat menghasilkan sepuluh ribu dari kultur jaringan sendiri adalah tidak dapat merubah sifat dari tanaman atau buah yang dihasilkan jadi jika induk buah rasa asam maka sifat dari individu barunya juga memiliki rasa asam begitu juga dengan tanaman jika tanaman induknya memiliki tinggi batang yang pendek maka individu baru hasil dari pengkulturan akan memiliki tinggi batang yang sama dengan induknya, sedangkan jika pada hewan tidak dapat menghasilkan individu baru dari hasil kultur jaringan karena hewan memiliki daya totipotensi yang sangat rendah, kecuali jika kita menggunakan teknik kultur embrio pada hewan. Dengan adanya teori dasar dari kegiatan kultur jaringan sendiri yaitu Totipotensi yang memiliki arti lain yaitu setiap organisme memiliki sifat yang sama dengan Juga Pengertian Porifera Adalah - Ciri, Struktur Tubuh, Klasifikasi, Reproduksi Porifera dan Alat Pernapasan pada Porifera Secara Lengkap Prinsip Dasar Kultur JaringanMenurut Santoso dan Nursandi 2003, kultur jaringan mengandung dua prinsip dasar yaitu bahan tanam yang bersifat totipotensi dan budidaya yang terkendali. Totipotensi sel merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa setiap sel hidup memiliki potensi genetik untuk menghasilkan organisme yang lengkap Hartman et al. 1990. Asnawati et al. 2002 menyatakan bahwa totipotensi sel merupakan kemampuan setiap sel untuk tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang sesuai dengan membawa karakter masing-masing yang independen. Dengan mengisolasi setiap sel dari tanaman dan meregenerasikannya pada media yang sesuai maka akan diperoleh tanaman baru yang membawa karakter dari masing-masing sel tersebut. Santoso dan Nursandi 2003 menyatakan bahwa dengan sifat totipotensi ini, sel, jaringan, organ yang digunakan akan dapat berkembang sesuai arahan dan tujuan budidaya in vitro yang dilakukan. Sifat totippotensi lebih banyak dimiliki oleh bagian tanaman yang masih juvenile, muda, dan banyak dijumpai pada daerah-daerah meristem Kultur JaringanTeknik kultur jaringan banyak dilakukan karena memberi segudang manfaat. Berikut manfaat yang dapat diperoleh dari teknik kultur jaringan Mendapatkan tanaman baru dalam jumlah yang begitu banyak. Selain itu, penggandaan tanaman menggunakan kultur jaringan hanya memerlukan waktu yang relatif yang dihasilkan akan memiliki kesamaan secara fisiologis dan morfologis dengan baru yang didapatkan melalui kultur jaringan akan lebih unggul. Keunggulan bibit ini terutama pada kesehatan dan jaringan dapat dipakai untuk menghasilkan tanaman dalam jumlah yang tidak yang dihasilkan dari teknik kultur jaringan akan terbebas dari hama dan tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mendapatkan tanaman baru. Anda pun dapat melakukan hal lain yang dapat bibit dengan teknik kultur jaringan tidak bergantung pada musim tertentu. Anda bisa melakukannya kapan bibit yang dihasilkan dari teknik yang satu ini relatif lebih mudah. Selain itu, biayanya pun lebih tumbuh dari bibit yang dihasilkan oleh teknik kultur jaringan akan menjadi lebih cepat dibandingkan penggandaan menggunakan teknik yang dihasilkan akan mempunyai keseragaman ukuran. Tidak hanya ukurannya, rasa yang dihasilkan pun akan tetap buah yang dihasilkan pun akan lebih menarik. Selain itu, buah akan memiliki sifat lain yang tentu lebih Bibit pada proses kultur diatas sangat rentan terhadap patogen dan udara luarKultur jaringan dianggap mahal dan modal investasi awal yang tinggi untuk bangunan laboratorium khusus, peralatan, dan persiapan teknisi yang berpengalaman untuk melakukan augmentasi kultur jaringan untuk mencapai hasil yang memuaskanAkar produk kultur jaringan kurang kuatJenis Dari Kultur Jaringan Jenis Kultur Jaringan 1. Budaya EmbrioKultur embrio adalah isolasi dan pertumbuhan embrio zigotik dewasa dan belum matang yang ditujukan untuk produksi tanaman yang layak. Kultur embrio belum cukup tua untuk diambil dari semen dengan dua jenis aplikasi. Pertama, ketidakcocokan dengan beberapa jenis atau varietas yang terjadi setelah pembentukan embrio menyebabkan aborsi. Kultur ini dapat mengatasi aborsi embrionik karena ketidakcocokan. Mempercepat siklus pemuliaan melalui kultur in vitro untuk embrio yang berkembang lambat. 2. Budaya EndospermaYang diharapkan dari tanaman ini adalah tanaman triploid. Dalam menumbuhkan budaya ini, pertama-tama dicoba untuk memindahkan endosperma untuk membentuk kalus dan kemudian mencoba untuk berdiferensiasi untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan akar. 3. Budaya OvariumBudaya ovarium adalah kegiatan yang menghasilkan tanaman haploid. Eksplan yang biasanya digunakan untuk memulai budaya embrio somatik. Budaya ini dapat mengatasi aborsi embrio hibrida karena hambatan ketidakcocokan pada tahap awal pengembangan. Fertilisasi in vitro untuk produksi hibrida yang berkaitan erat mencegah stigmatisasi dan ketidakcocokan pena, yang menghambat perkecambahan serbuk sari dan pertumbuhan tabung serbuk sari. 4. Kultur ProtoplasKultur ini adalah isolasi protoplas yang steril sel-sel muda yang telah dikeluarkan dari dinding sel dengan bantuan enzim. Biasanya, budaya ini dimaksudkan untuk hibridisasi somatik. Kultur ini biasanya disebut sebagai kultur suspensi karena terdiri dari media cair dan sel agregat terdispersi karena media selalu terguncang. Selama inkubasi, jumlah sel meningkat secara maksimal. 5. Kultur OrganKultur organ adalah kultur yang dapat digunakan organ apa pun sebagai eksplan untuk memulai kultur seperti ujung pucuk, tunas ketiak, ujung akar, hipokotil, dan embrio. 6. Kultur BenihKultur benih bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi perkecambahan biji, yang sulit untuk berkecambah secara in vivo. Ini juga dapat mempercepat perkecambahan melalui penggunaan zat pengatur tumbuh hormon. Produksi benih bebas dan h untuk eksplan atau kultur meristem. 7. Budaya KalusKultur ini merupakan induksi kalus aseptik dan pertumbuhan in vitro. Kalus biasanya terdiri dari akumulasi sel parenkim yang tidak lagi berbentuk dan berasal dari sel yang aktif pada tanaman induk. Faktor pendorong yang terlibat dalam reproduksi kalus adalah hormon auksin dan sitokinin. Menggunakan teknik kultur jaringan, kalus dapat dibentuk oleh jaringan tanaman, yang biasanya tidak dapat membentuk kalus. Bahan tanaman yang digunakan dalam kultur kalus adalah jaringan vaskuler kambium, parenkim, pulpa akar, kotrimidon, jaringan mesofil dan provaskular. Pertumbuhan kalus, umumnya dalam kultur jaringan, melibatkan hubungan yang sangat kompleks antara bahan tanaman yang digunakan, komposisi medium, dan kondisi lingkungan selama periode inkubasi. Produk kultur kalus adalah varian genetik baru yang bermanfaat dan menghasilkan produk kimia yang bermanfaat. 8. Budaya Meristem Shoot ApexMenurut Cutter 1965, perbedaan dibuat antara meristem apikal dan ujung pucuk. Meristem pucuk adalah titik pertumbuhan, sedangkan tunas pucuk adalah titik pertumbuhan ditambah beberapa daun primer. Kultur pucuk ini berguna ketika penyakit tanaman harus diminimalkan untuk mendapatkan, misalnya, tanaman bebas virus dalam dahlia dan kentang. Karena titik pertumbuhan adalah bagian yang belum memiliki jaringan vaskular, virus atau penyakit lain di area pucuk ini tidak dapat ditransplantasikan. Beberapa faktor makanan yang terlibat dalam keberhasilan kultur meristem termasuk auksin, sitokinin, dan hormon lain yang membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Budaya meristem dan budaya menembak dapat dilakukan baik dalam media padat maupun cair. Saat menggunakan media cair, kertas saring juga bisa dilipat seperti huruf M, dan ujung kaki hidung lipatan terpapar ke media cair, sehingga hanya bahan tanaman yang merembes melalui media di ujung lipatan kertas. 9. Budaya Antera dan Serbuk SariTujuan dari kultur antera dan serbuk sari adalah untuk menghasilkan tanaman haploid dari spora monoploid, mikrospora atau serbuk sari yang belum matang, yang penting untuk tujuan pemuliaan. Juga hampir mungkin untuk berbagi spesies. Produksi strain diploid homozigot oleh perbanyakan kromosom dengan demikian mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan strain bawaan. Tanaman haploid yang dihasilkan kemudian diduplikasi dengan colenchyme atau dengan teknik regenerasi menjadi homozigot diploid yang subur. Media Kultur Jaringan Media yang digunakan dalam kultur jaringan biasanya ada dua. Berikut jenis-jenis media dalam kultur jaringan. 1. Media Padat Media padat yang dimaksud merupakan media yang terdiri atas semua komponen kimia yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan dipadatkan menggunakan zat pemadat. Zat ini dapat berupa agar-agar batangan, bubuk, atau agar-agar kemasan kaleng agar-agar kemasan kertas sebagai medium kultur jaringan perlu penghitungan teliti agar medium tidak terlalu padat atau lembek. Jumlah yang digunakan biasanya 8-10 gram per yang terlalu padat akan membuat akar sulit untuk tumbuh. Sementara media yang terlalu lembek akan membuat eksplan tenggelam sehingga akan membusuk dan mengundang bakteri dan jamur. Metode padat ini dapat digunakan untuk kloning, menumbuhkan protoplas pasca-isolasi, menumbuhkan planlet dari protokormus setelah dipindahkan dari suspensi sel, serta untuk menumbuhkan planlet dari protoplas yang telah dari metode ini adalah untuk mendapatkan kalus dan dengan metode diferensiasi setelah itu, kalus dapat tumbuh menjadi planlet. 2. Media Cair Jenis media ini sama halnya dengan media padat. Bedanya, tidak dilakukan penambahan zat padat pada media ini. Metode ini dinilai kurang praktis sebab untuk menumbuhkan kalus secara langsung dari eksplan akan sangat metode ini pun sangat kecil dan kadang hanya bekerja pada tanaman tertentu saja. Oleh karena itulah metode ini lebih menekankan pada suspensi sel untuk menumbuhkan menumbuhkan protokormus, media ini juga dipakai untuk memperbanyak kalus dengan jalan berulang kali melakukan sup dalam Kultur Jaringan 1. Pemilihan dan persiapan tanaman induk sebagai sumber eksplan Itu adalah hal yang sangat penting. Pilihan tanaman dimulai dengan spesies, jenis dan varietas yang jelas. Tanaman juga harus sehat dan bebas dari hama dan penyakit. Persiapan untuk seleksi dapat dilakukan dalam aliran udara laminar atau di rumah kaca, sehingga tanaman yang ingin Anda tanam dapat tumbuh dengan baik. 2. Inisiasi kultur Tujuan inisiasi kultur ini adalah untuk memenuhi prinsip aseptik dan aksenik. Aseptik bebas dari mikroorganisme, sedangkan aksenik bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Eksplan yang dibudidayakan dapat memicu pertumbuhan tanaman baru, sehingga kita dapat memilih bagian terbaik dari tanaman untuk proses budidaya atau kultur berikutnya. 3. Sterilisasi Sterilisasi ini dilakukan guna memenuhi persyaratan bahwa semua upaya yang dilakukan dalam proses kultur jaringan harus bebas dari kontaminan. Di lokasi steril dalam aliran udara laminar, perangkat yang ingin Anda gunakan juga harus dibuang dengan larutan etanol, dan orang atau teknisi yang melakukan kultur jaringan ini juga harus steril. 4. Multiplikasi Dalam fase ini, bahan tanaman digandakan atau digandakan dan bahan tanaman yang akan digunakan pada waktu tertentu dipertahankan. Perbanyakan dapat dengan merangsang pertumbuhan tunas cabang dan aksila dan dengan merangsang pembentukan tunas pucuk adventif , baik dengan cara langsung atau juga dengan stimulasi kalus terlebih dahulu. 5. Perpanjangan tunas, induksi dan pengembangan akar Tunas tunas dipindahkan ke lingkungan eksternal untuk proses pemanjangan tunas dari media in vitro yang steril. Setelah tumbuh cukup lama, tunas ini bisa diakarkan. Ekstensi tunas dan akar dapat dilakukan sekaligus atau langkah demi langkah. Keberhasilan fase ini tergantung pada kualitas yang dicapai dalam proses sebelumnya. 6. Aklimatisasi Aklimatisasi adalah pengkondisian planlet atau tunas mikro saat akar dilakukan secara ex vitro di lingkungan baru. Lingkungan baru yang dimaksud di sini adalah lingkungan non-aseptik, seperti botol tanah atau media pakis, sehingga planlet dapat terus bertahan hidup karena tanaman siap ditanam. Aklimasi adalah proses yang sangat penting dan kritis di seluruh proses atau langkah kultur. Keberhasilan kultur ini bisa dikatakan berhasil jika plantlet dapat disesuaikan dengan lingkungan luar dengan tingkat keberhasilan yang Juga Pengertian Sperma adalah Struktur, Proses Terbentuknya, dan Kelainan pada Sel Sperma Penelusuran yang terkait dengan kultur jaringan adalahproses kultur jaringancontoh kultur jaringanartikel kultur jaringanmanfaat kultur jaringan adalah untuk memperolehtujuan kultur jaringankultur jaringan adalah brainlymedia kultur jaringantahapan kultur jaringan
Berikut merupakan keuntungan penggunaan kultur jaringan, kecuali …. A. waktu yang dibutuhkan relatif singkat B. tidak membutuhkan ruang yang luas C. bebas menentukan bagian tumbuhan yang akan dikultur D. dihasilkan bibit unggul yang beragam E. dihasilkan banyak tanaman baru dari satu jenis tanamanPembahasanKeuntungan penggunaan kultur jaringan yaituwaktu yang dibutuhkan relatif singkattidak membutuhkan ruang yang luasbebas menentukan bagian tumbuhan yang akan dikulturdihasilkan banyak tanaman baru dari satu jenis tanamanJawaban D-Jangan lupa komentar & sarannyaEmail nanangnurulhidayat terus OK! 😁
Keuntungan kultur jaringan adalah sebagai berikut mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan induknya. memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul jumlah yang dihasilkan banyak, tidak terbatas bibit terhindar dari hama penyakit perbanyakan tumbuhan/kultur jaringan dapat dilakukan secara cepat dan hemat waktu Pengadaan bibit tidak tergantung musim Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah Kuntungan Kultur Jaringan dalam Budidaya Buah Ukuran buah yang di hasilkan ukuranya seragam Rasanya seragam warnanya menarik dan memiliki sifat menguntungkan lainya Kerugian Kultur Jaringan dalam Budidaya Buah Tidak dapat merubah tanaman atau buah yang dihasilkan Dalam kultur sel hewan, tidak dapat menghasilkan individu baru kecuali kultur embrio Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringanjaringan hidup. Oleh karena itu , organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan kultur kultur jaringan salah satunya sebagai teknik perbanyakan massal tanaman yang pada biasanya lambat dengan menggunakan metode konvensional dalam jumlah yang besar dapat tumbuh dalam waktu singkat, dapat memperoleh tanaman yang bebas dari virus. Untuk lebih lengkapnya, berikut manfaat kultur jaringan Kultur jaringan merupakan cara cepat untuk memperbanyak tanaman dibandingkan dengan cara konvensional. Bibit tanaman yang lebih bermutu. Sifat dari induk yang tidak hilang. Cara untuk mengembangbiakkannya yang mudah serta ekonomis. Untuk memperoleh bibit baru, tidak tergantung musim pada saat itu. Dapat menghasilkan tanaman yang terbebas dari segala macam penyakit. Bibit tanaman yang dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan ditanam di tanah. Waktu dan tempat yang dapat dihemat. Memperoleh bibit baru dalam jumlah yang besar. Meskipun teknik kultur jaringan mempunyai banyak manfaat kultur jaringan terhadap reproduksi tanaman, namun teknik kultur jaringan ini juga mempunyai dampak negatifnya. Teknik kultur jaringan memerlukan individu yang yang mempunyai keahlian dalam bidang tersebut, hal ini karena tanpa adanya keahlian teknik tersebut cenderung gagal. Modal awal untuk menggunakan teknik tersebut relatif mahal, dan bibit yang dihasilkan juga harus diaklimatasi terlebih dahulu, hal ini karena kondisinya yang cenderung aseptik dan lembab. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan juga penggunaan teknik tersebut agar tidak menimbulkan kultur jaringan dalam budidaya buah. Buah yang dihasilkan akan memiliki ukuran yang seragam. Rasanya yang seragam antara buah tanaman satu dengan tanaman yang lainnya. Buahnya memiliki warna yang menarik, dan lain sebagainya. Kerugian menggunakan teknik kultur jaringan dalam budidaya buah Teknik kultur jaringan tidak dapat mengubah tanaman ataupun buah yang dihasilkan dari tanaman tersebut. Dalam teknik kultur sel hewan, tidak dapat untuk menghasilkan individu baru kecuali dengan teknik kultur embrio. Dari pengertian kultur jaringan yang telah dijelaskan diatas, kultur jaringan memiliki teori dasar dari teknik kultur in vitro adalah Totipotensi. Teori tersebut menjelaskan bahwa setiap bagian-bagian tanaman dapat untuk dikembangbiakkan, hal ini karena seluruh bagian-bagian tanaman tersebut terdiri dari jaringan-jaringan hidup. Oleh sebab itu, organisme baru yang berhasil untuk ditumbuhkan dapat mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Contoh dari beberapa tanaman yang berhasil untuk dikembangbiakkan dengan memakai teknik dari kultur jaringan antara lain Anggrek cattleya Jati mas Kelapa sawit Pisang abaka Pisang lampung Tanaman pisang lampung merupakan salah satu dari hasil kultur jaringan yang mempunyai sifat baik, yakni dapat tahan terhadap berbagai jenis penyakit dan hama, lebih cepat berbuah, dan lain sebagainya.
berikut ini merupakan keuntungan penggunaan kultur jaringan kecuali